AL ANKABUT 67-69
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنَا حَرَمًا آمِنًا وَيُتَخَطَّفُ النَّاسُ مِنْ حَوْلِهِمْ ۚ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَةِ اللَّهِ يَكْفُرُونَ
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُ ۚ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْكَافِرِينَ
67. Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya rampok-merampok. Maka mengapa (sesudah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang bathil dan ingkar kepada nikmat Allah?
68. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak tatkala yang hak itu datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir?
Allah SWT berfirman, menceritakan tentang kebaikan yang telah dianugerahkan Nya kepada orang-orang Quraisy pada tanah suci Nya, yang telah Dia jadikan untuk semua manusia, baik yang bermukim disitu maupun di padang pasir. Barang siapa yang memasukinya, maka amanlah dia, karena itu mereka berada dalam keamanan yang besar. Sedangkan orang-orang Arab disekitar mereka saling merampok satu sama lainnya dan saling membunuh, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT :
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ
Karena kebiasaan orang-orang Quraisy. (Al-Quraisy : 1) hingga akhir surat
Adapun firman Allah SWT :
أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَةِ اللَّهِ يَكْفُرُونَ
Maka mengapa (sesudah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang bathil dan ingkar kepada nikmat Allah? (Al Ankabut : 67)
Yakni apakah rasa syukur mereka atas nikmat-nikmat yang besar itu dilakukan oleh mereka dengan mempersekutukan Allah dan menyembah berhala-berhala serta sekutu-sekutu lainnya?.
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَتَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan? (Ibrahim : 28)
Mereka kafir kepada Nabi Allah, dan hamba serta Rasul Nya (yakni Nabi Muhammad SAW) padahal yang patut mereka lakukan ialah memurnikan penyembahan hanya kepada Allah dan tidak mempersekutukan Nya dengan sesuatupun dan membenarkan rasul Nya, mengagungkannya dan menghormatinya.Tetapi sebaliknya mereka mendustakannya, memeranginya dan mengusirnya dari kalangan mereka. Karena itulah Allah mencabut nikmat-nikmat yang telah Dia berikan kepada mereka; dan sebagian dari mereka ada yang terbunuh dalam perang Badar. Setelah itu kekuasaan berada ditangan Allah, rasul Nya, dan kaum mukmin; Allah menaklukan kota Mekah ditangan rasul Nya, dan mengalahkan kaum musyrik serta menjadikan mereka orang-orang yang terhina.
Sesudah itu Allah SWT, menyebutkan dalam firman berikutnya :
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُ
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak tatkala yang hak itu datang kepadanya? (Al Ankabut 68)
Artinya, tiada seorangpun yang lebih keras mengalami siksaan Allah selain orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah, dengan mengatakan bahwa sesungguhnya Allah telah memberikan wahyu kepadanya, padahal dia tidak menerima wahyu apapun. Juga orang yang mengatakan bahwa dia dapat membuat hal yang semisal dengan apa yang diturunkan Allah.
Begitu pula tiada seorangpun yang lebih keras menerima siksaan Allah selain orang yang mendustakan perkara yang hak tatkala yang hak itu datang kepadanya.
Orang yang pertama dinamakan orang yang membuat-buat kebohongan terhadap Allah, dan orang yang kedua adalah orang yang mendustakan perkara yang hak. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan :
أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْكَافِرِينَ
Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir? (Al Ankabut : 68)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar