Kamis, 04 Mei 2017

TAWAKAL

maksud tawakkal yang diperintahkan oleh agama itu ialah 
menyerahkan diri kepada Allah sesudah berdaya-upaya dan 
berusaha serta bekerja sebagaimana mestinya
The purpose of the trust that the religion commands is
surrendering to God after being empowered and try and work properly

seorang sahabat yang meninggalkan untanya tanpa diikatkan pada sesuatu, 
seperti pohon, tonggak dan lain-lain, lalu ditinggalkan. 
Beliau s.a.w. bertanya: "Mengapa tidak kamu ikatkan?" 
Ia menjawab: "Saya sudah bertawakkal kepada Allah." 
Rasulullah s.a.w. tidak dapat menyetujui cara berfikir orang itu, 
lalu bersabda: Artinya: "Ikatlah dulu lalu bertawakkallah."
A friend who left his camel without being attached to something,
such as trees, milestones and others, then abandoned.
He s.a.w. Ask: "Why do not you tie?"
He replied: "I have put my trust in Allah."
Rasulullah s.a.w. Can not agree with the person's way of thinking, Then said: Meaning:
"Tie it first and put your trust in it

Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Dipertontonkanlah padaku berbagai umat, maka saya melihat ada seorang Nabi dan besertanya adalah sekelompok manusia kecil -antara tiga orang sampai sepuluh, ada pula Nabi dan besertanya adalah seorang lelaki atau dua orang saja, bahkan ada pula seorang Nabi yang tidak disertai seorangpun. Tiba-tiba diperlihatkanlah padaku suatu gerombolan manusia yang besar, lalu saya mengira bahwa mereka itulah umatku. 
From Ibn'Abbas radhiallahu 'anhuma, he said: "Allah's Messenger (may peace be upon him) said:" Be shown to me various peoples, then I see there is a Prophet and with him a small group of men-between three and ten, there is also a Prophet and with him a man or two Only, there is even a Prophet who is not accompanied by anyone. Suddenly I was shown to a huge mob, and then I thought they were my people.

Lalu dikatakanlah padaku: "Ini adalah Musa dengan kaumnya. Tetapi lihatlah ke ufuk - sesuatu sudut." Kemudian sayapun melihatnya, lalu saya lihatlah dan tiba-tiba tampaklah di situ suatu gerombolan umat yang besar juga. 
Then it said to me: "This is Moses with his people, but look to the horizon - a corner." Then I saw it, and then I saw it and suddenly there was a large crowd of people too

Selanjutnya dikatakan pula kepadaku: "Kini lihatlah pula ke ufuk yang lain lagi itu." Tiba-tiba di situ terdapatlah suatu kelompok yang besar pula, lalu dikatakanlah padaku: "Inilah umatmu dan beserta mereka itu ada sejumlah tujuh puluh ribu orang yang dapat memasuki syurga tanpa dihisab dan tidak terkena siksa." 
And it says to me: "Now look at the other horizon again." Suddenly there was a large group, and it was said to me: "Here is your people and with them there are seventy thousand people who can enter Paradise without being respected and not subject to torture."

Kemudian Rasulullah s.a.w. bangun dan terus memasuki rumahnya. Orang-orang banyak sama bercakap-cakap mengenai para manusia yang memasuki syurga tanpa dihisab dan tanpa disiksa itu. Sebagian dari sahabat itu ada yang berkata: "Barangkali mereka itu ialah orang-orang yang telah menjadi sahabat Rasulullah s.a.w." Sebagian lagi berkata: "Barangkali mereka itu ialah orang-orang yang dilahirkan di zaman sudah munculnya agama Islam, kemudian tidak pernah mempersekutukan sesuatu dengan Allah." Banyak lagi sebutan -percakapan-percakapan- mengenai itu yang mereka kemukakan. 
Then Rasulullah s.a.w. Get up and keep entering his house. The multitudes are just as talkative about the people who enter Paradise without being denied and without being tortured. Some of the companions were saying: "Perhaps they are the ones who have become friends of the Prophet s.a.w." Others say: "Perhaps they are the ones who were born in the age of the advent of Islam, then never associate anything with God." Many more mention-conversations-about which they say

Rasulullah s.a.w. lalu keluar menemui mereka kemudian bertanya: "Apakah yang sedang engkau semua percakapkan itu." Para sahabat memberitahukan hal itu kepada beliau. Selanjutnya beliau s.a.w. bersabda: "Orang-orang yang memasuki syurga tanpa hisab dan siksa itu ialah mereka yang tidak pernah memberi mantera-mantera, tidak meminta mantera-mantera dari orang lain -karena sangatnya bertawakkal kepada Allah, tidak pula merasa akan memperoleh bahaya karena adanya burung-burung -atau adanya hal yang lain-lain atau ringkasnya meyakini guhon tuhon atau khurafat yang sesat- dan pula sama bertawakkal kepada Tuhannya." 
Rasulullah s.a.w. Then came out to them then asked: "What are you talking about all that." The Companions told him that. Furthermore, he s.a.w. Said: "Those who enter paradise without reckoning and punishment are those who never cast spells, not asking for spells from others -because of the greatest reliance on Allah, nor of feeling threatened by the birds - or any other thing, or simply believe in a guhon tuhon or an erroneous apocalypse - and equally trust in his Lord.

'Ukkasyah bin Mihshan al-Asadi, kemudian berkata: "Doakanlah saya -ya Rasulullah- kepada Allah supaya Allah menjadikan saya termasuk golongan mereka itu -tanpa hisab dan siksa dapat memasuki syurga." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Engkau termasuk golongan mereka." Selanjutnya ada pula orang lain yang berdiri lalu berkata: "Doakanlah saya kepada Allah supaya saya oleh Allah dijadikan termasuk golongan mereka itu pula." Kemudian beliau bersabda: "Permohonan seperti itu telah didahului oleh 'Ukkasyah." (Muttafaq 'alaih)
'Ukkashah ibn Mihshan al-Asadi, then said: "Pray for me-the Messenger of Allah-to God to make me belong to them-without reckoning and punishment can enter Paradise." He s.a.w. Then said: "You belong to them." Then another man stood up and said: "Pray for God that I may be made of Allah among them." Then he said: "Such a plea has been preceded by 'Ukkasyah.' (Muttafaq 'alaih)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar