Selasa, 02 Mei 2017

ISTIQOMAH (FUSHSHILAT 30, TAFSIR IBNU KATSIR)

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.” (QS. Fushilat: 30)

Tafsir Ibnu Katsir
Al Hafiz Ibnu Ya'la Al-Mausuli mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al Jarrah, telah menceritakan kepada kami SAlam Ibnu Qutaibah atau Qutaibah Asy-Sya'iri, telah menceritakan kepada kami Suhail ibnu Abu Hasyim, telah menceritakan kepada kami Sabit, dari Anas Ibnu Malik r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW membacakan ayat berikut kepada kami, yaitu firman Nya : "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (fushilat : 30) Sesungguhnya ada segolongan manusia yang telah mengucapkannya, tetapi setelah itu kebanyakan dari mereka kafir. Maka barangsiapa yang mengucapkannya dan berpegang teguh kepadanya hingga mati, berarti dia telah meneguhkan pendiriannya dengan kalimat tersebut.

Hal yang sama telah dikatakan oleh Imam Nasai di dalam kitab tafsirnya, juga Al Bazzar, dan Ibnu Jarir, dari Amr Ibnu Ali Al-Fallas, dari Muslim Ibnu Qutaibah dengan sanad yang sama. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dari ayahnya , dari Al-Fallas dengan sanad yang sama.

Kemudian Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Basysyar, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abu Ishaq, dari Amir Ibnu Sa'id, dari Sa'id Ibnu Imran yang mengatakan bahwa ia pernah membaca ayat berikut dihadapan sahabat Abu Bakar As-Siddiq r.a., yaitu firman Allah SWT : Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendiriannya (Fushilat 30) Lalu Abu Bakar mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatupun.
Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkan melalui hadits Al-Aswad Ibnu Hilal yang mengatakan bahwa Abu Bakar r.a. pernah mengatakan "Bagaimana menurut kalian makna firman Nya : Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendiriannya (Fushilat 30). Maka mereka menjawab "Tuhan kami ialah Allah" kemudian meneguhkan pendiriannya dengan menghindari dari perbuatan dosa. Maka Abu Bakar r.a. berkata :"Sesungguhnya kalian menakwilkannya bukan dengan takwil yang sebenarnya." Lalu mereka berkata, "Tuhan kami Allah" kemudian mereka meneguhkan pendiriannya, tidak menoleh ke Tuhan lain kecuali hanya Allah.

Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, As-Saddi dan lain-lainnya yang bukan hanya seseorang.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Abdullah Az-Zahrani, telah menceritakan kepada kami Hafs Ibnu Umar Al-Aqdi, dari Al-Hakam Ibnu Aban, dari Ikrimah yang menceritakan bahwa Ibnu Abbas pernah ditanya mengenai suatu ayat didalam kitabullah yang paling ringan. Maka Ibnu Abbas membacakan firman Nya, Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendiriannya (Fushilat 30) dalam bersaksi bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah selain Allah.

Az-Zuhri mengatakan bahwa Umar r.a. membaca ayat ini diatas mimbarnya, kemudian mengatakan,"Demi Allah, mereka meneguhkan pendiriannya karena Allah dengan taat kepada Nya, dan mereka tidak mencla mencle seperti musang."

Ali Ibnu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. sehubngan dengan firman Nya :  Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendiriannya (Fushilat 30) dalam menunaikan hal-hal yang difardhukan oleh Nya.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Qatadah. Qatadah mengatakan bahwa Al-Hasan selalu mengatakan dalam do'anya , "Ya Allah, Engkau adalah Tuhan kami, maka berilah kami istiqamah (keteguhan dalam pendirian)."

Abul Aliyah mengatakan sehubungan dengan makna firman Nya : kemudian mereka meneguhkan pendiriannya (Fushilat 30) mengikhlaskan ketaatan dan beramal karena Allah SWT.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim, telah menceritakan kepada kami Ya'la Ibnu Ata, dari Abdullah Ibnu Sufyan, dari ayahnya, bahwa seorang lelaki berkata, "Wahai Rasulullah, perintahkanlah padaku suatu perintah dalam islam, yang kelak aku tidak akan bertanya lagi kepada seorangpun sesudahmu." Rasulullah bersabda : Katakanlah "Tuhanku ialah Allah" kemudian teguhkanlah pendirianmu. Lelaki itu bertanya, "Lalu apa yang harus aku pelihara?" Rasulullah SAW mengisyaratkan kearah lisannya (yakni menjaga mulut)
Imam Nasai meriwayatkan hadits ini melalui Syu'bah, dari Ya'la Ibnu Ata dengan sanad yang sama.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid Ibnu Harun, telah menceritakan kepada kami Ibrahim Ibnu Sa'd, telah menceritakan kepadaku Ibnu Syihab, dari Abdur Rahman Ibnu Ma'iz Al-Gaminidi, dari Sufyan Ibnu Abudllah As-Saqafi, yang menceritakan bahwa ia pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, sebutkanlah suatu perkara kepadaku yang kelak akan kujadikan pegangan." Rasulullah SAW menjawab, Katakanlah "Tuhanku ialah Allah" kemudian teguhkanlah pendirianmu. Kemudian aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang engkau khawatirkan terhadap diriku?" Maka Rasulullah SAW memegang ujung lisannya dan bersabda, "ini" (yakni jaga lisanmu)

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi dan Ibnu Majah melalui hadits Az-Zuhri dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih.
Imam Muslim didalam kitab sahihnya, juga Imam Nasai, telah mengetengahkannya melalui hadits Hisyam Ibnu Urwah, dari ayahnya, dari Sufyan Ibnu Abdullah As-Saqafi yang menceritakan bahwa ia pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku suatu urusan tentang islam, yang kelak aku tidak akan menanyakannya kepada seorangpun sesudah engkau." Rasulullah SAW bersabda, Katakanlah "Aku beriman kepada Allah" kemudian teguhkanlah pendirianmu, hingga akhri hadits.

Firman Allah SWT :

maka malaikat akan turun kepada mereka (Fushilat 30)
Mujahid, As-Saddi, Zaid Ibnu Aslam, dan anaknya mengatakan bahwa yang dimaksud ialah disaat mereka menjelang kematiannya, para malaikat turun kepada mereka dengan mengatakan :
janganlah kamu merasa takut (fushilat 30)
Mujahid, Ikrimah, dan Zaid Ibnu Aslam mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah janganlah kamu takut dalam menghadapi kehidupan masa mendatang di akhirat.
dan janganlah kamu merasa sedih (Fushilat 30)
terhadap urusan dunia yang kamu tinggalkan, seperti urusan anak, keluarga, harta benda dan utang; karena sesungguhnya kami menggantikanmu dalam mengurusnya.
dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu (Fushilat 30)
Para malaikat menyampaikan berita gembira kepada mereka akan lenyapnya semua keburukan dan akan memperoleh semua kebaikan.
Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam hadis Al-Barra r.a. yang mengatakan bahwa sesungguhnya para malaikat berkata kepada roh orang mukmin, "Keluarlah engkau hai jiwa yang baik yang sebelumnya engkau huni, keluarlah engkau menuju kepada ampunan dan nikmat serta Tuhan yang tidak murka."

Menurut pendapat lain, para malaikat turun kepada mereka disaat mereka dibangkitkan dari kuburnya. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari Ibnu Abbas dan As-Saddi.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zur'ah, telah menceritakan kepada kami Abdus Salam Ibnu Mazhar, telah menceritakan kepada kami Ja'far Ibnu Sulaiman, yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Sabit membaca surat Ha Mim As-Sajdah. Dan ketika bacaannya sampai pada firman Nya Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendiriannya, maka malaikat akan turun kepada mereka (Fushilat 30). Maka dia berhenti dari bacaannya, kemudia berkata bahwa telah sampai suatu berita kepada kami yang menyebutkan bahwa seorang mukmin ketika dibangkitkan oleh Allah SWT dari kuburnya, ada dua malaikat menyambutnya. Kedua malaikat itu yang dahulunya selalu bersamanya ketika didunia. Lalu keduanya mengatakan kepadanya "Janganlah kamu takut dan jangan pula bersedih" dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu (Fushilat 30). Maka Allah menentramkan rasa takutnya dan menyenangkan hatinya, dan tiada suatu peristiwa yang terjadi dihari kiamat yang ditakuti oleh manusia melainkan hal itu bagi orang mukmin merupakan penyejuk hatinya berkat petunjuk Allah SWT  kepadanya, dan berkat amal perbuatannya selama didunia.

Zaid Ibnu Aslam mengatakan, bahwa  para malaikat itu menampaikan berita gembira kepada orang mukmin saat menjelang kematiannya dan saat ia dibangkitkan dari kubur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar