Sabtu, 22 April 2017

NIAT DAN IKHLAS

IKHLAS DAN NIAT

Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT, oleh karenanya seluruh aktifitas atau kegiatannya wajib disertai niat beribadah, baik kegiatan yang bersifat duniawi maupun ukhrawi.
Niat itu harus tumbuh dari lubuk hati secara tulus ikhlas yang mencerminkan rasa kesadaran akan dirinya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang harus mengabidkan diri sepenuhnya kepada sang Pencipta.
Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam Al Qur'an

a. Al Bayyinah (5)

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.

b. Al Hajj (37)

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.

c. Ali Imron (29)

قُلْ إِنْ تُخْفُوا مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَيَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Katakanlah: "Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui". Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.


Hadits - 1

Amirul Mukminin Abu Hafsh Umar bin Khaththab ra. Berkata, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Semua amal perbuatan tergantung niatnya dan setiap orang akan mendapatkan sesuai apa yang diniatkan. Barangsiapa berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa berhijrah karena dunia yang ia cari atau wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya untuk apa yang ia tuju.” (HR. Al-Bukhari & Muslim)
Hadits - 2

Di dalam hadist riwayat bukhori dan muslim dari aisyah menyatakan, Rasulullah Saw, Bersabda :
Sepasukan Infantri/tempur bermaksud buruk (yakni) akan membinasakan rumah allah swt (Ka’bah atau masjid dan tempat- tempat suci peribadatan umat islam lainnya), sewaktu mereka menginjak alun-alun/halamannya, lalu dibinasakan semua, baik yang pertama ataupun yang terakhir. Kenudian aisyah bertanya :”kenapa dibinasakan semua ya Rasul, padahal mereka yang tengah di pasar tidak ikut campur golongan mereka (pasukan infantri)”. Jawabnya : “mereka dibinasakan semua tanpa terkecuali, kemudian dibangkitkan sesuai dengan tujuan masing-masing.”                 (HR.Bukhari-Muslim)
Hadits - 3

dari aisyah, Nabi Saw, bersabda : 
Tiada hijrah sesudah fathul makah (terbukanya kota makah), tetapi jihad dan niat berhijrah dari suatu daerah kacau ke daerah aman beribadah, tetap ada. Dan ketika seruan jihad memanggilmu hendaklah bersiap-siap.”                                          (HR.Bukhari-Muslim).
Dari firman Allah dan hadits diatas memperlihatkan pentingnya NIAT, yaitu niat yang murni yang berasal dari lubuk hati yang paing dalam yang menunjukkan kesungguhan keinginan untuk beramal dan beribadah.

====
Dari Abu Yazid yaitu Ma'an bin Yazid bin Akhnas radhiallahu 'anhum. Ia, ayahnya dan neneknya adalah termasuk golongan sahabat semua. Kata saya: "Ayahku, yaitu Yazid mengeluarkan beberapa dinar yang dengannya ia bersedekah, lalu dinar-dinar itu ia letakkan di sisi seorang di dalam masjid. Saya -yakni Ma'an anak Yazid- datang untuk mengambilnya, kemudian saya menemui ayahku dengan dinar-dinar tadi. Ayah berkata: "Demi Allah, bukan engkau yang kukehendaki -untuk diberi sedekah itu." Selanjutnya hal itu saya adukan kepada Rasulullah s.a.w., lalu beliau bersabda: "Bagimu adalah apa yang engkau niatkan hai Yazid –yakni bahwa engkau telah memperoleh pahala sesuai dengan niat sedekahmu itu- sedang bagimu adalah apa yang engkau ambil, hai Ma'an -yakni bahwa engkau boleh terus memiliki dinar-dinar tersebut, karena juga sudah diizinkan oleh orang yang ada di masjid, yang dimaksudkan oleh Yazid tadi." (Riwayat Bukhari)

Hadits diatas menunjukkan bahwa dengan niat yang murni, ibadah seseorang akan diterima dan dibalas pahala, sekalipun dalam perbuatan nyata tidak memuaskan fihak pelakunya.

====
Dari Abu Ishak, yakni Sa'ad bin Abu Waqqash, yakni Malik bin Uhaib bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Luai al-Qurasyi az-Zuhri r.a., yaitu salah satu dari sepuluh orang yang diberi kesaksian akan memperoleh syurga radhiallahu 'anhum, katanya: Rasulullah s.a.w. datang padaku untuk menjengukku pada tahun haji wada' -yakni haji Rasulullah s.a.w. yang terakhir dan sebagai haji pamitan- karena kesakitan yang menimpa diriku, lalu saya berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya saja kesakitanku ini telah mencapai sebagaimana keadaan yang Tuan ketahui, sedang saya adalah seorang yang berharta dan tiada yang mewarisi hartaku itu melainkan seorang puteriku saja. Maka itu apakah dibenarkan sekiranya saya bersedekah dengan dua pertiga hartaku?" Beliau menjawab: "Tidak dibenarkan." Saya berkata pula: "Separuh hartaku ya Rasulullah?" Beliau bersabda: "Tidak dibenarkan juga." Saya berkata lagi: "Sepertiga, bagaimana ya Rasulullah?" Beliau lalu bersabda: "Ya, sepertiga boleh dan sepertiga itu sudah banyak atau sudah besar jumlahnya. Sesungguhnya jikalau engkau meninggalkan para ahli warismu dalam keadaan kaya, maka itu adalah lebih baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan miskin meminta-minta pada orang banyak. Sesungguhnya tiada sesuatu nafkah yang engkau berikan dengan niat untuk mendapatkan keridhaan Allah, melainkan engkau pasti akan diberi pahalanya, sekalipun sesuatu yang engkau berikan untuk makanan istrimu." Abu Ishak meneruskan uraiannya: Saya berkata lagi: "Apakah saya ditinggalkan -di Makkah- setelah kepulangan sahabat-sahabatku itu?" Beliau menjawab: "Sesungguhnya engkau itu tiada ditinggalkan, kemudian engkau melakukan suatu amalan yang engkau maksudkan untuk mendapatkan keridhaan Allah, melainkan engkau malahan bertambah derajat dan keluhurannya. Barangkali sekalipun engkau ditinggalkan -karena usia masih panjang lagi-, tetapi nantinya akan ada beberapa kaum yang dapat memperoleh kemanfaatan dari hidupmu itu -yakni sesama kaum Muslimin, baik manfaat duniawiyah atau ukhrawiyah- dan akan ada kaum lain-lainnya yang memperoleh bahaya dengan sebab masih hidupmu tadi -yakni kaum kafir, sebab menurut riwayat Abu Ishak ini tetap hidup sampai dibebaskannya Irak dan lain-lainnya, lalu diangkat sebagai gubernur di situ dan menjalankan hak dan keadilan. Ya Allah, sempurnakanlah pahala untuk sahabat-sahabatku dalam hijrah mereka itu dan janganlah engkau balikkan mereka pada tumit-tumitnya -yakni menjadi murtad kembali sepeninggalnya nanti. Tetapi yang miskin -rugi- itu ialah Sa'ad bin Khaulah.” Rasulullah s.a.w. merasa sangat kasihan padanya sebab matinya di Makkah. (Muttafaq 'alaih)

Dari hadits diatas, dapat disimpulkan :
  1. Setiap amal perbuatan yang disertai niat mendapatkan ridho Allah, apapun bentuk pekerjaannya,     baik menyangkut urusan duniawai maupun ukhrawi, akan di anggap sebagai suatu ibadah yang dibalas dengan pahala.
  2. Manusia harus bekerja keras sejak muda hingga tua, dan agar ada kelebihan (harta warisan) untuk anak keturunannya (sepeninggalnya)
  3. Menarik suatu pemberian, adalah perbuatan tercela
  4. Harta benda seseorang tidak boleh diwasiatkan untuk kebaikan, melebihi sepertiga dari jumlah keseluruhan (ketika ia hendak meninggal)
  5. Peningkatan derajat di sisi Allah masih terbuka seluas-luasnya (yakni) dengan cara memperbanyak amal ibadah degan niat yang murni, ikhlas karena ridho Allah semata.

===
Dari Abu Hurairah, Rasul SAW bersabda

Sesungguhnya Allah tidak menilai bentuk tubuh dan paras mu, tetapi yang dinilai adalah niat tujuan dan kemurnian yang tumbuh dari dalam lubuk hatimu (HR Muslim)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar