Senin, 24 April 2017

TAUBAT SEBULAT BULATNYA

Dari Abu Sa'id Al-Khudri, bahwasanya Nabi SAW, bersabda : Dizaman umat-umat terdahulu, pernah terjadi seorang (penjahat) membunuh orang sebanyak 99 jiwa, dan sesudah itu terlintas di dalam hatinya suatu keinginan yang baik (yakni akan bertaubat), dicarinya seorang pandai (pendeta) agama, dan setelah menghadap pendeta tersebut, ia menuturkan maksud tujuannya, katanya : "Aku sudah membunuh membunuh manusia sejumlah 99 jiwa, maka apakah masih terbuka jalan taubat bagiku?" jawab pendeta tegas : "Tidak." Lalu dibunuhlah pendeta itu, dan sempurnalah ia membunuh 100 jiwa. Kemudian ia mencari lagi orang pandai yang lain, dan sesudah menghadap ia menuturkan lagi maksud tujuannya, katanya :"Aku sudah membunuh 100 jiwa, maka apakah masih terbuka jalan taubat bagiku?" jawabnya : "Ya, masih terbuka jalan taubat bagimu, dan tiada seorangpun yang dapat menutupnya." Maka segeralah berangkat kamu ke kampung anu, disana kamu akan bertemu dengan orang-orang yang taat/berbakti kepada Allah, dan ikutilah perilaku dan perbuatan mereka, sesudah itu kamu jangan pulang, karena kampungmu adalah basis penjahat.
Alkisah, berangkatlah ia menuju kampung yang ditunjuki orang pandai tadi, namun belum sampai tempat tujuan, ajal mendahuluinya sehingga ia meninggal ditengah perjalanan. Akhirnya datanglah dua malaikat (malaikat rahmat dan adzab), mereka memperselisihkan tentang mayatnya. Sahut malaikat rahmat : "Ia sudah menempuh perjalanan dengan maksud bertaubat kepada Allah sebulat bulatnya." dan malaikat adzab pun berkata : "Sepanjang umurnya ia belum pernah berbuat baik" Ditengah perdebatan yang seru itu, datanglah malaikat penengah (menjelma manusia) mendamaikan kedua malaikat tadi. Kata penengah itu "Coba ukurlah jarak kedua kampung yang pertama dan kedua, yaitu antara yang ditinggalkan dengan yang dituju, maka kemana ia lebih dekat, disitulah ia digolongkan."
Sesudah diadakan pengukuran, ternyata ia sudah mendekati tempat yang baik/kampung yang dituju olehnya, terpaut kira-kira satu jengkal. Kemudian malaikat rahmatlah yang berhak memelihara/memegang ruhnya."
(HR bukhari-Muslim)
Riwayat dalam kitab shaheh : "Allah menyuruh bumi yang ditinggalkan supaya menjauh, dan yang dituju supaya mendekat. Dan riwayat lainnya : "Lalu dadanya condong ke daerah yang dituju, sehingga diampuni dosanya."

2 komentar: