Sabtu, 29 April 2017

SAMUDERA ALFATIHAH (RANGKUMAN)

Isi buku Samudra Al Fatihah cukup menarik karena menguraikan kandungan isi dari Surah Al Fatihah secara dalam dengan disertai surah-surah Al Quran dan hadist-hadist (cerita Nabi Muhammad s.a.w) yang menguatkan. Dengan membaca buku ini kita (pembaca) dibawa untuk menjelajahi samudra Al Fatihah yang maha dalam dan maha luas. Dengan harapan dapat menambah iman dan khusyu’ kita terhadap semua persoalan yang dikandungnya. Mengapa Surah Al Fatihah? Kita mengetahui bahwa belum sah sholat seseorang jika belum membaca surah Al Fatihah. Tentunya hal ini menyiratkan betapa agung dan hebatnya isi dari surah al Fatihah. Diterangkan dalam buku ini bahwa Al Fatehah merupakan kesimpulan dari seluruh isi Al Quran atau kesimpulan dari seluruh kitab-kitab suci atau kesimpulan dari ajaran semua agama yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul sebelum Nabi Muhammad saw. Sebab itu pula , Surah ini dinamakan Al Fatihah (pembuka), atau ummul kitab (Induk Kitab).

Keistimewaan surah Al Fatihah
Paling Besar (A’zham)
”Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah saw.: Ya Rasulullah, Engkau mengatakan akan mengajarkan kepadaku sebesar-besarnya surah dalam Al Quran?”. Berkata Rasulullah saw: ya, Alhamdulillahi Rabbil Aalamin (dan seterusnya), 7 ayat yang berulang-ulang, dan itulah al Quran al Azhiim yang telah disampaikan kepadaku.” (dirawayatkan leh Al Bukhari, Abu Dawud, an Nasa’i, Ibnu Majah dan al Waqidi dari berbagai sumber)

Tak ada samanya dalam Taurat, Injil, Zabur dan Al Quran.
Diriwayatkan dari Ali Bin Abu Talib r.a bahwa Rasulullah s.a.w berkata ”Siapa yang membaca Faithatul-Kitab (al Fatihah), maka seakan-akan dia telah membaca Taurat, Injil, Zabur dan al Furqan (Al Quran)”

Hanya kepada Muhammad s.a.w diturunkan
Diriwayatkan oleh Muslim dan an Nasa’i, dari ibnu Abbas r.a. katanya ”Jibril berkata kepada Muhammad s.a.w, pada saat beliau mendengar suatu bunyi dari atas: ”Bahwa telah terbuka sebuah pintu di langit dan tak pernah pintu itu terbuka sebelum ini, dari pintu itu turunlah seorang Malaikat dan langsung menuju kepada Rasulullah dan berkata” Bergembiralah engkau Muhammad mendapat 2 cahaya yang tak pernah kedua cahaya itu diberikan kepada Nabi yang manapun sebelum engkau, kedua cahaya itu adalah Fatihatul Kitab dan beberapa ayat di akhir Surah Al Baqarah, setiap huruf engkau baca dari keduanya pasti engkau mendapatkannya”

Langsung mendapat jawaban dari Allah swt.
”Siapa yang membaca Surah Al Fatihah, setiap ayat yang dibaca itu langsung dijawab oleh Allah” (diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah r.a.)

Aman dari Segala Bahaya
Diriwayatkan oleh al Buzar dari Anas r.a. : Berkata Rasulullah s.a.w: ”Bila engkau baca al Fatihah dan Qul Huwwallahu Ahad maka amanlah engkau dari segala sesuatu, kecuali dari maut”

Langsung dari Arasy
Dirawayatkan oleh al Hakim di dalam al Mustadrak dari Ma’qal bin Yasaar r.a.: Telah berkata Rasulullah s.a.w: ”Amalkanlah segala apa yang tersebut di dalam Al Quran, halalkanlah apa yang dihalalkannya, haramkanlah apa yang diharamkannya, dan patuhilah ia, jangan sekali-kali engkau ingkari dan ragukan, ... sesungguhnya al Quran itu Pemberi Syafaat, sesuatu yang tak pandai bicara tetapi membawa kebenaran dan kepadaku diberikan Allah surah Al Baqarah dari Zikir Pertama .... dan diberikan kepadaku Surah Al Fatihah langsung dari Arasy” 
Arti kata Arasy menurut istilah bahasa adalah singgasana raja. (yakni Allah Yang Maha Penyayang).

Sebagai obat
”Hai Manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu, dan penawar obat bagi penyakit yang ada di dalam dada, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Yunus: 57)

”Dan kami turunkan dari Al Quran sesuatu yang jadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bagi orang-orang yang zhalim tetap merugi” (Al Isra: 82)


”Katakanlah al Quran itu sebagai petunjuk dan penawar (obat) bagi orang-orang yang beriman (Fusshilat: 44)

Keutamaan Basmalah (Bismillaahir Rahmaanir Rahiim)
Didalamnya terdapat 3 Nama yang terbesar dari Nama-Nama Allah yaitu:
Allah, Ar Rahmaan dan Ar Rahiim, karena itu Rasulullah s.a.w menamakan al Ismul A’zham yaitu Nama Teragung dari Allah s.w.t.


Dalam buku ini banyak sekali riwayat Nabi yang membahas keutamaan membaca Basmalah, diataranya:


Diriwayatkan oleh Imam Abdur Rahman bin Abu Hatim, berasal dari Ibnu Abbas, bahwa Usman bin Affan bertanya kepada Rasullullah tentang kalimah basmalah, lalu Rasulullah s.a.w menjawab:”Ia adalah salah satu dari nama-nama Allah. Begitu dekatnya Bismillah ini dengan Nama Allah yang Teragung seperti dekatnya biji mata hitam dengan biji mata yang putih.” Diriwayatkan oleh Ibnu Marduwaih yang berasal dari Abu Buraidah bahwa Rasulullah s.a.w bersabda: ”Diturunkan kepadaku satu ayat yang tak pernah diturunkan kepada salah seorang Nabi, selain Nabi Sulaiman bin Dawud dan saya sendiri, yaitu ayat Bismillahir Rahmaanir Rahiim” Diriwayatkan oleh Ibnu Hibbaan, sabda Rasulullah s.a.w:
”Setiap pekerjaan (urusan) yang penting yang tidak dimulai dengan menyebut: Bismillaahir Rahmaanir-Rahiim, maka pekerjaan (urusan) itu akan pincang”

Tafsir Alhamdulillahir Rabbil Al Amiin (ayat ke 1 dalam surah Al Fatihah)

Al’aalamiin (Alam Semesta)

Sehebat apapun ilmu pengetahuan yang telah dicapai manusia saat ini, namun masih sedikit sekali dibandingkan dengan besar dan luasnya alam semesta raya.


Firman Allah : ”Dan tidaklah diberikan pengetahuan kepada kamu kecuali sedikit.” (al Isra: 85).
”Katakanlah (hai Muhammad), bahwa sesungguhnya pengetahuan (yang sempurna) hanya pada Allah, sedang aku ini hanya pemberi peringatan yang nyata.” (al Mulk:26)
Begitu sedikit pengetahuan manusia tentang alam semesta ini, lebih sedikit lagi pengetahuan manusia tentang akhira. Nabi Muhammad s.a.w. berkata kepada salah seorang sahabat:”Bila engkau masukkan sebelah tanganmu ke dalam laut, lalu engkau angkatlah tangan itu kembali, maka ari yang melekat pada tangan itulah pengetahuan dunia, dan air laut yang tertinggal di samudera ialah pengetahuan tentang akhirat”. Didalam buku ini banyak diceritakan bagaimana indah dan luasnya alam semesta alam raya ini, terlebih keindahan alam di malam yang terang dan cerah. Dijelaskan dalam surat Al Quran mengenai hal ini, seperti Al Mulk:1-5, al Waqi’ah:75-76, al Mu’min:57 dan masih banyak lagi. Kekaguman kita terhadap kehebatan dan kebesaran alam semesta, dan kemudian akan lebih kagum lagi terhadap kehebatan dan kebesaran Allah yang menciptakannya. Dalam surat al Kahfi: 109: ”Sekiranya laut dijadikan tinta untuk menuliskan kalimah-kalimah Allah, sungguh akan keringlah lautan sebelum habis kalimah-kalimah Allah, sekalipun ditambah sebanyak itu lagi.”

Rabbil’Aalamiin
Firman Allah: ”Sesungguhnya di dalam pergiliran malam dan siang, dan kapal-kapal yang berlayar di atas samudera membawa apa-apa yang berguna bagi manusia dan apa-apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, sehingga dengan air itu menjadi hiduplah bumi yang mulanya mati, lalu hidup berkeliaran di atasnya segala macam binatang, berhembusnya angin dan awan antara langit dan bumi, semua itu adalah menjadi ayat-ayat atau tanda-tanda bagi orang yang berakal (berfikir) .” (Al Baqarah:164).

Jadi seluruh kejadian dibumi ini, disamping diambil manfaatnya untuk hidup, dapat pula dijadikan bukti dan tanda tentang wujud kekuasaan dan kemurahan Allah, untuk pendorong agar kita selamanya hidup di dalam mengingat Allah, mensyukuri nikmat Allah dan mentaati segala perintah Allah.
Alhamdulillah
Ucapan atau kalimah yang menunjukkan rasa syukur terimakasih, kasih sayang, cinta, hormat, khidmat, lega dan bangga terhadap Allah. . Dari segala macam bentuk susunan kalimah yang berisi pujaan dan pujian yang dihadapkan manusia kepada Allah, Allah memilih satu yang paling Allah senangi, nyaitu Alhamdulillahi Rabbil ’aalamiin.


Sabda Rasulullah s.a.w:
” Zikir paling utama ialah kalimah laa Ilaaha Illallaah, dan doa paling utama ialah kalimah Alhamdulillaahi”
Kalimah hamdalah berarti berdoa. Syaratnya ialah agar hati setiap orang yang menyebutnya harus ingat dan yakin bahwa Allah akan mengabulkan dan mendengarkannya.



Diriwayatkan oleh Imam al Qurthuby di dalam tafsiran dan di dalam kitab Nawadirul Ushul, dari Anas r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. pernah bersabda: ”Sekiranya dunia dan seluruh harta kekayaan yang berada di atasnya diserahkan ke tangan seorang dari umatku, lalu orang itu berkata: ”Alhamdulillah”, sungguh ucapan ”Alhamdulillah” itu lebih berharga dari seluruh harta kekayaan itu.”

Tafsir ar Rahmaan ar Rahiim (ayat ke 2 dalam surah Al Fatihah)


Rahim atau Rahmat mempunyai arti yang sama yaitu: pemberi Rahmat atau Maha Pengasih, Maha Penyayang.


Rahmat Alam
Diterangkan oleh banyak surah-surah dalam Al Quran, beberapanya antara lain:
Firman Allah:”Dan kami jadikan dari tiap-tiap sesuatu yang hidup, apakah kamu tetap tidak mau beriman?” (al Anbiya:30)
”Engkau lihat bumi itu kering tetapi apabila Kami turunkan atasnya air, lalu ia menjadi mekar dan segar (lunak dan subur), dan dapat menumbuhkan bermacam-macam tumbuh-tumbuhan yang menarik hati.” (al Haj:5).



Segala sesuatu tentang alam yang luas ini, kita akan kagum memikirkan kebesaran dan kebijaksanaan Allah yang menciptakan dan mengaturnya. (Dalam surah al A’raf:53, al Mu’minun:14)


Rahmat Kesehatan Jasmani dan Rohani


Selain nikmat alam semesta, rahmat Allah yang sangat bernilai adalah kesehatan jasmani dan rohani. Sabda Rasulullah s.a.w:”Siapa yang sehat badannya, senang hatinya (sehat rohaninya), dirumahnya ada makanan buat sehari, maka seakan-akan seluruh dunia ini berada dalam genggamannya.”Mintalah kepada Allah akan keyakinan (agama yang benar) dan kesehatan, karena sesungungnya tidak ada sesuatu sesudah keyakinan yang lebih berharga daripada kesehatan”.


Rahmat Islam dan Iman


Rahmat terbesar yang tidak dapat dinilai dengan apapun. Sungguh beruntung sekali orang yang telah menerima dan merasa memiliki Islam dan Iman itu di dadanya.
Sabda Rasulullah s.a.w: ”Beruntung orang yang telah meilhat akan Aku dan beriman dengan Aku, dan beruntung, beruntung, beruntung orang yang tidak melihat akan Aku tetapi beriman kepada Aku.”
Dijelaskan pula dalam surah al Baqarah 132-136 dan 140, tentang hal ini.



Rahmat Akhirat


Seluruh rahmat dan nikmat yang dituangkan Allah di permukaan bumi ini adalah sebahagian kecil dari rahmat Allah yang amat besar.”
Firman Allah:”Katakanlah (hai Muhammad): Harta benda (kesenangan) dunia ini sedikit dan akhirat itu lebih baik bagi orang yang taqwa, dimana mereka tidak akan dianiaya (dirugikan) sekalipun sedikit.” (an Nisa:77)



Sabda Rasulullah s.a.w: ”Sejelek-jelek kedudukan manusia pada sisi Allah di hari kiamat ialah seorang yang mengorbankan akhiratnya untuk dunia lainnya”.


Ar Rahmaan berarti Allah Pemegang Kunci Rahmat Dunia , Ar Rahiim berarti Allah Pemegang Kunci Rahmat Akhirat. Menurut Hadis, Rasulullah s.a.w apabila berdoa paling sering menyeru dengan seruan: Ya Rahmaan Ya Rahiim.


Tafsir Maaliki Yawmiddin (ayat ke 3 dalam surah Al Fatihah)
Yang memiliki Hari Pembalasan”.



Dalam banyak ayat Al Quran dan Hadis, Allah dan RasulNya menegaskan bahwa kehidupan di dunia ini adalah kehidupan yang amat kecil artinya, amat terbatas waktunya. Penghidupan di dunia ini adalah ibarat setetes air, sedang penghidupan Akhirat adalah ibarat samudra luas.
Dalam buku Samudra Al Fatihah (Bey Arifin), bab ini menjelaskan bahwa hal yang paling menakjubkan pada manusia, bukanlah jasmani atau tubuhnya tetapi rohaninya. Namun segala sesuatu yang gaib yang diciptakan oleh Allah hanya Allah sajalah yang mengetahuinya. ”Mereka bertanya kepada engkau tentang Roh. Katakanlah: Roh itu adalah rahasia Tuhanku. Dan tidaklah diberikan ilmu pengetahuan kepadamu kecuali sedikit saja.” (al Isra:85) Tetapi kita sebagai orang yang ber Iman, harus percaya bahwa ada kehidupan sesudah mati, kehidupan kekal dan abadi roh manusia di alam barzakh dan alam akhirat.



Pesan yang disampaikan adalah: Hindarkan dirimu dari sesal kemudian yang tak berguna.
Dijelaskan dalam Kitab suci al Quran dan Hadis Nabi Muhammad s.a.w. Diantaranya: Surah as Sajdah 11-12 dan Surah az Zumar 58-59. Untuk menghindarkan diri dari sesalan yang berkepanjangan, dalam surah az Zumar 54-55 dijelaskan: Dan kembalilah kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada Nya sebelum datang kepadamu azab itu, kemudian kamu tidak dapat ditolong lagi (54). Turutlah sebaik-baiknya (agama) yang diturunkan kepadamu dari Tuhan kamu, sebelum datang kepadamu azab dengan tiba-tiba, sedangkan kamu tidak sadar (55).



Dalam bab ini (Buku Samudra Al Fatihah oleh Bey Arifin), Penulis juga menjelaskan secara detail, tentang tahapan-tahapan kehidupan setelah mati disertai kajian yang tertuang dalam Al Quran dan Hadis. Dan dalam kesimpulan bab ini, diuraikan tentang surah Al Waqi’ah tentang kejadian besar yaitu Kejadian Kiamat. Diterangkan pula dalam hadis, bahwa bagi siapa yang sering membaca surah ini akan mengakibatkan ketenangan hati dan jiwa menghadapi segala kemungkinan dalam hidup dan mati.

Tafsir Iyyaka Na’budu wa Iyyaka Nasta’iin (ayat ke 4 dalam surah Al Fatihah)

Engkaulah yang kami sembah dan Engkaulah yang kami minta pertolongan


Diterangkan dalam buku ini bahwa Al Fatihah terdiri dari 7 ayat. Ayat ini terletak persis ditengah. Tiga ayat sebelumnya untuk Allah, sedangkan tiga ayat sesudahnya untuk manusia (Hamba Allah).


Iyyaka Na’budu artinya: Engkaulah yang kami sembah. Hanya untuk engkau sajalah kami beribadah. Tidak ada selain Engkau yang kami sembah, yang kami puja.


Iyyaka Nasta’iin artinya: Engkaulah yang kami mintai pertolongan. Hanya kepada Engkau sajalah kami minta bantuan, perlindungan, mohon rejeki, mohon keselamatan dll.


Ayat ini mengandung 2 persoalan pokok yaitu Ibadah dan Do’a. 
Ibadah terhimpun dalam 2 hal yaitu Cinta (hubb) dan Tunduk (Khudhu). Dan cinta serta tunduk ditujukan hanya kepada satu zat yaitu Allah semata. Ini yang dinamakan Tauhid.
” Bila kamu tanyakan kepada mereka: Siapakah yang menciptakan mereka? Mereka akan menjawab: Allah” (ad Dukhan: 87)



Berdoa (Isti’anah) terhimpun dalam 2 hal yaitu: berserah diri (tsiqah) dan menggantungkan harapan (i’timad). Dan 2 hal ini tercakup dalam satu kata yaitu Tawakal. Tawakal inilah yang menjadi pengertian yang sedalam-dalamnya dari ayat ”iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin”. Dijelaskan tentang hal ini dalam Al Quran surah: Hud:88, 123 dan al Mumtahanah:4 dan 8-9


Tafsir Ihdinash-shiraathal-mustaqiim (ayat ke 5 dalam surat Al Fatihah)
Tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus.



Shiraathal-Mustaqiim artinya jalan yang lurus, jalan yang benar, jalan yang membawa kepada kebahagiaan dan keberuntungan, di dalam hidup di dunia dan lebih-lebih di dalam hidup di akhirat nanti. Rasulullah s.a.w menasehatkan kepada ummat beliau, agar sebanyak-banyaknya minta pertolongan atau berdoa kepada Allah. Mintalah kepada Allah segala perkara dari yang besar hingga yang sekecil-kecilnya. Diantara berjuta-juta perkara besar dan kecil yang kita butuhkan maka Shiraathal mustaqiim adalah yang paling penting, paling besar dan paling mahal harganya dalam hidup manusia di dunia ini. Allah berfirman dalam surat terakhir an Naba:”Kami memperingatkan kamu akan kesengsaraan yang sudah dekat waktunya, di hari manusia akan melihat segala kesalahan yang pernah dilakukan dan orang kafir akan mengeluh: Alangkah baiknya kalau aku dahulunya menjadi tanah saja.” Sebab itu hal yang pertama kita mohon dan minta kepada Allah adalah agar kita ditunjuki jalan yang lurus, benar, kepercayaan dan agama yang benar.


Tafsir Shiraathal-ladzina An’amta ’Alaihim (ayat ke 6 dalam surat Al Fatihah)
Yaitu jalan orang-orang yang engkau beri nikmat atas mereka



Ditegaskan dalam ayat ini, yang dimaksud Allah jalan yang lurus adalah jalan yang ditempuh, dijalani atau digariskan oleh orang-orang yang telah mendapat nikmat dari Allah.


Orang-orang yang mendapat nikmat yang dimaksud adalah Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul, atau orang yang bukan Nabi dan Rasul, tetapi mempunyai kepercayaan yang sama dengan pendapat atau kepercayaan Nabi dan Rasul.


Firman Allah:”Dan sesungguhnya Kami sudah mengutus pada tiap-tiap ummat seorang Rasul (yang memerintahkan/mengajarkan): Hendaklah kamu sembah Allah dan jauhi berhala-berhala. Tetapi di antara mereka manusia ada yang mengikuti petunjuk Allah dan adapula yang tetap atas kesesatan. Maka berjalanlah kamu di bumi, lihatlah bagaimana kesudahannya orang-orang yang mendustakan itu.” (an Nahl:36) Manusia yang menerima dan beriman dengan risalah yang dibawa Nabi-Nabi dan Rasul adalah manusia yang paling beruntung dan paling baik. Sedangkan mereka yang tidak percaya adalah manusia yang paling celaka.


Firman Allah:”Sesungguhnya orang-orang Kafir dari ahli Kitab dan orang-orang musyrik tempatnya di neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya, mereka adalah sejahat-jahatnya makhluk.” (al Bayyinah 6). ”Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan pekerjaan yang baik, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.” (al Bayyinah 7).


Dalam bab ini, diuraikan tentang perjuangan dan keistimewaan Nabi dan Rasul sebelum Nabi Muhammad s.a.w dan menegaskan bahwa Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul penutup serta syariat dan ajarannya meliputi ajaran seluruh Nabi-Nabi dan Rasul. Kitab suci Al Quran adalah kesimpulan dari seluruh kitab-kitab suci yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul sebelum Nabi Muhammad s.a.w


Firman Allah:”Tidaklah Muhammad s.a.w itu bapak seorang dari laki-laki kamu, tetapi ia adalah pesuruh Allah dan penutup segala Nabi.” (al Ahzab:40)


Sabda Rasulullah s.a.w: ”Beruntung orang yang telah melihat akan Aku dan beriman dengan Aku, dan beruntung, beruntung, beruntung orang yang tidak melihat akan Aku tetapi beriman kepada Aku.”


Tafsir Ghairil-maghdhuubi ’Alaihim wa ladh-Dhaalliin (ayat ke 7 dalam surat Al Fatihah)
Bukan mereka yang dimurkai atas mereka dan bukan pula mereka yang sesat



Salah satunya. Surah Al Maidah ayat 60: ” Katakan: Akan kuberitahukan hal yang lebih buruk dari pembalasannya di sisi Allah? Yaitu orang-orang yang dikutuk dan dimurkai Allah: diantaranya yang dijadikanNya kera, babi dan penyembah berhala. Mereka itu amat buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. ”


Dalam dalam buku ini dikatakan, yang dimaksud golongan yang dimurkai oleh Allah (mahdhuubi ’Aalaihim) menurut adalah siapa saja yang berbuat keliru, salah dan dusta terhadap Allah dan Kitab-kitab Suci Nya.


Dan golongan sesat (Dhaalliin) adalah siapa saja yang berbuat salah dan keliru dengan tak sadar.


Amin


Menurut sebagian besar ahli tafsir, surah al Fatihah adalah mengandung do’a. Sebab itu Allah mengajarkan kepada Nabi Muhammad s.a.w setiap selesai membacanya agar menyebut amin yang berarti perkenankanlah


Diriwayatkan oleh Imam al Bafhawy dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah s.a.w mengatakan ”Bila Imam selesai menyebut ayat terakhir dalam surah al Fatihah, hendaklah kamu (ma’mum) menyebut amin*, maka sesungguhnya para Malaikat turut menyebut amin. Maka barangsiapa yang tepat aminnya dengan amin para Malaikat itu, maka Allah akan mengampuni dosanya yang terdahulu dan yang terbelakang.”
*) Ma’mum diperingatkan tidak mendahului Imam dalam meng amin kan bacaan al Fatihah dalam shalat berjamaah.

Jumat, 28 April 2017

KEAGUNGAN PERKAWINAN / THE GREATNESS OF MARRIAGE (Ar Rum 12)

Manusia mengetahui bahwa mereka mempunyai perasaan-perasaan tertentu terhadap jenis yang lain. Perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran itu ditimbulkan oleh daya tarik yang ada pada masing-masing mereka, yang menjadikan yang satu tertarik kepada yang lain, sehingga antara kedua jenis pria dan wanita itu terjalin hubungan yang wajar. Mereka melangkah maju dan bergiat agar perasaan-perasaan itu dan kecenderungan-kecenderungan antara laki-laki dan wanita itu tercapai. Puncak dari semuanya itu ialah terjadinya perkaw nan antara laki-laki dan perempuan itu. Dalam keadaan demikian bagi laki-laki hanya istrinya itulah wanita yang paling cantik dan baik, sedang bagi wanita itu, hanya suaminyalah laki-laki yang menarik hatinya. Masing-masing mereka merasa tenteram hatinya dengan ada pihak yang lain itu. Semuanya ini merupakan modal yang paling berharga dalam membina rumah tangga bahagia. Kemudian dengan adanya rumah tangga yang berbahagia jiwa dan pikiran menjadi tenteram, tubuh dan hati mereka menjadi tenang serta kehidupan dan penghidupan menjadi mantap, kegairahan hidup akan timbul, dan ketenteraman bagi laki-laki dan wanita secara menyeluruh akan tercapai. 

Humans know that they have certain feelings toward the other. These feelings and thoughts are generated by the attraction that is in each of them, which makes one interested in the other, so that between the two types of men and women are established a reasonable relationship.They stepped forward and activated that feelings and the tendencies between men and women were achieved.The culmination of all this is the occurrence of marriage between the man and the woman. In such circumstances for men only his wife is the most beautiful woman and good, while for the woman, only the husband is the man who attracts his heart.Each of them feel the peace of heart with the other side. All of this is the most valuable capital in fostering a happy home. Then with the happy homes of souls and minds at ease, their bodies and hearts become calm and life and livelihood become steady, the thrill of life will arise, and tranquility for men and women as a whole will be accomplished.

Khusus mengenai kata-kata "mawaddah" (rasa kasih) dan "rahmah" (sayang), Mujahid dan Ikrimah berpendapat bahwa yang pertama adalah sebagai ganti dari kata "nikah" (bersetubuh, bersenggama) dan yang kedua sebagai kata ganti "anak". Jadi menurut Mujahid dan Ikrimah, maksud perkataan Tuhan: "Bahwa Dia menjadikan antara suami dan istri rasa kasih sayang ialah adanya perkawinan sebagai yang disyariatkan Tuhan antara seorang laki-laki dengan seorang wanita dari jenisnya sendiri, yaitu jenis manusia, akan terjadilah persenggamaan yang menyebabkan adanya anak-anak dan keturunan. Persenggamaan adalah merupakan suatu keharusan dalam kehidupan manusia, sebegaimana adanya anak-anak adalah merupakan suatu keharusan yang umum pula. Ada yang berpendapat bahwa: "mawaddah" bagi anak muda, dan "rahmah" bagi orang tua. Sehubungan dengan mawaddah itu Allah mengutuk kaum Lut yang melampiaskan nafsunya dengan melakukan homosex, dan meninggalkan istri-istri mereka yang seharusnya kepada istri-istri itulah mereka melimpahkan rasa kasih sayang dan dengan merekalah seharusnya bersenggama.

Especially about the words "mawaddah" (love) and "rahmah" (affectionate), Mujahid and Ikrimah argue that the first is in exchange for the word "marriage" (intercourse, intercourse) and the second as the pronoun "child". So according to Mujahid and Ikrimah, the word of God means: "That He made between husband and wife compassion is the marriage as prescribed by God between a man and a woman of his own kind, that is the kind of human, there will be sexual intercourse that causes Children and descendants. Sexual intercourse is a necessity in human life, as the existence of children is a common necessity. Some argue that: "mawaddah" for young people, and "rahmah" for parents. In connection with the mawaddah Allah cursed the Lut who vent their lust by doing homosex, and leave their wives should be to the wives that they bestow their love and with them should be intercourse
Allah SWT berfirman: Artinya: 
Dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu. (Q.S. Asy syu'ara: 166) 

Dalam ayat ini Allah memberi tahukan kepada kaum laki-laki bahwa "tempat tertentu" itu ada pada perempuan dijadikan untuk laki-laki. Dalam hadis diterangkan bahwa para istri wajib melayani ajakan suaminya, kapan saja dikehendaki oleh sang suami. Jika ia menolak ajakan itu sedang dia dalam keadaan tidak terlarang, ia termasuk orang yang zalim dan berdosa besar. 

Allah SWT says, meaning :
And you leave the wives your Lord made for you. (Q.S. Ash Shu'ara: 166) In this verse Allah tells the men that the "certain place" is in women made for men. In the hadith explained that the wives are obliged to serve the invitation of her husband, whenever desired by the husband. If he refuses the invitation while he is not prohibited, he is among the unjust and sinful

Nabi saw bersabda : Artinya: 

Demi Tuhan yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak ada seseorang lelakipun yang mengajak istrinya untuk bercampur, tetapi ia (istri) enggan, kecuali yang ada di langit akan marah kepada istri itu, sampai suaminya rida kepadanya". Dalam lafal yang lain, hadis ini berbunyi: "Apabila istri tidur meninggalkan ranjang suaminya maka malaikat-malaikat akan melaknatinya hingga ia bangun di pagi hari". (H.R. Muslim dari Abu Hurairah) 

Dalam ayat ini Allah SWT pada ayat-ayat yang lain menetapkan ketentuan-ketentuan hidup suami istri, untuk mencapai kebahagiaan hidup dan agar ketenteraman jiwa serta kerukunan hidup berumah tangga tercapai. Apabila hal itu belum tercapai, maka mereka semestinya mengadakan introspeksi terhadap diri mereka sendiri, meneliti apa yang belum dapat mereka lakukan serta kesalahan-kesalahan yang telah mereka perbuat, kemudian menetapkan cara yang paling baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah, sehingga tujuan perkawinan yang diharapkan itu tercapai, yaitu ketenangan, saling mencintai dan kasih sayang. 

Demikianlah agungnya perkawinan itu, dan rasa kasih sayang ditimbulkannya, sehingga ayat ini ditutup dengan menyatakan bahwa semuanya itu terdapat tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah SWT bagi orang-orang yang mau menggunakan pikirannya. 

Tetapi sayang, sedikit sekali manusia yang mau mengingat kekuasaan Allah yang menciptakan istri-istri bagi mereka dari jenis-jenis mereka sendiri (jenis manusia) dan menanamkan rasa cinta dan kasih sayang dalam jiwa mereka.

The prophet said, meaning :
For the sake of the Lord whose soul is in his hand, there is no man who invites his wife to mingle, but he (the wife) is reluctant, except that in the heavens will be angry with the wife, until her husband is pleased with her. "In another pronunciation, This reads: "When the wife slept leaving her husband's bed then the angels will curse him until he wakes up in the morning." (Muslim from Abu Hurairah)
In this verse Allah SWT on other verses establish the provisions of life of husband and wife, to achieve the happiness of life and for peace of soul and harmony of married life is achieved. If that is not achieved then they should introspect themselves, examine what they have not been able to do and the mistakes they have made, then establish the best way according to the provisions of God, so that the expected purpose of marriage It is achieved, namely tranquility, mutual love and affection.
Such is the marvelousness of that marriage, and the compassion it generates, so that this verse closes by declaring that it is there are signs and power of Allah SWT for those who want to use his mind.
But unfortunately, very few people will remember the power of Allah who created wives for them from their own kinds (human kind) and instilled a sense of love and affection in their souls.




DOA YAKIN DAN TAWAKAL KEPADA ALLAH

Dari Ibnu Abbas, Rasul SAW berdo'a sebagai berikut :

ALLAAHUMMA LAKA 'ASLAMTU, WABIKA AAMANTU, WA'ALAIKA TAWAKKALTU, WA ILAIKA ANABTU, WABIKA KHAASHAMTU, ALLAAHUMMA A'UUDZU BI'IZZATIKA LAA ILAAHA ILLAA ANTA ANTUDLILLANII, ANTAL HAYYULLADZI LAA TAMUUTU WAL JINNU WAL INSU YUMUUTUUN


Artinya : 

Ya Allah, aku berserah diri kepada Mu, beriman kepada Mu, dan penuh tawakal kepada Mu, kembali kepada Mu, serta berjuang juga kepada Mu, Ya Allah, lindungilah diriku dengan perkasa Mu, tiada Tuhan yang lain kecuali Engkau, janganlah Kau sesatkan diriku, Engkaulah Yang Hidup tanpa Mati, disaat manusia dan jin binasa semuanya
(HR. Bukhari - Muslim)

Kamis, 27 April 2017

SABAR

Dari Shuhaib, Rasul SAW bersabda : "Pada zaman dahulu ada seorang raja memelihara seorang tukang sihir, dan disaat tukang sihir itu menginjak usia lanjut, ia menasehati sang raja, supaya mempersiapkan pengganti sewaktu-waktu ia mati. Oleh karena itu dicarilah seorang pemuda yang dapat dididik menjadi tukang sihir. Alkisah, sesudah melacak keberbagai daerah, raja menemukan seorang pemuda yang patut kiranya dididik menjadi pengganti tukang sihir yang sudah lanjut usia itu.
Maka mulailah pemuda itu belajar sihir sesuai/menurut waktu-waktu tertentu di rumah tukang sihir, dan secara kebetulan jalan yang dilewati pemuda itu (dari rumahnya ketempat tukang sihir) terdapat seorang pendeta yang selalu mengajarkan agama secara aktif dirumahnya.
Alkisah, lama kelamaan tertariklah pemuda itu mendengarkan ajaran-ajaran yang disampaikan pendeta itu, ia merasa simpati dan pusa terhadapnya, sehingga datangnya ke tempat tukang sihir menjadi terlambat, maka setiap itu pula ia mendapat hukuman/dipukul tukang sihir. Dan hal itu disampaikan kepada pendeta, lalu ia diberi nasehat oleh sang pendeta, katanya : "Jika kau takut dihukum tukang sihir, jelaskan padanya, bahwa kau masi disuruh ibumu, dan jika kau terlambat pulang kerumah, jelaskan kepada ibumu, bahwa kau masih diberi pelajaran oleh tukang sihir."
Maka dengan petunjuk pendeta , ia dapat belajar sihir dengan baik (maksudnya tidak dihukum baik oleh tukang sihir atau ibunya sendiri), hingga pada suatu hari ia berjalan, tiba-tiba di tengah jalan ada seekor hewan besar yang mengakibatkan lalulintas masyarakat didaerah iu terganggu. Lalu pemuda itu berkata : "Pada hari ini, aku ingin tahu pasti, apakah tukang sihir itu yang lebih baik pelajarannya ataukah pelajaran agama dari pendeta itu?"
Kemudian diambilnya sebuah batu seraya berkata : "Ya Allah, jika pelajaran dari pendeta itu lebih baik daripada pelajaran tukang sihir, maka tewaskanlah hewan yang buas ini, supaya masyarakat merasa aman ber lalu lintas dijalan ini."
Dilemparkan batu itu pada tubuh hewan buas itu, dan tewaslah ia, sehingga lalu lintas masyarakat pulih aman lagi. Lalu kejadian itu dilaporkan kepada pendeta, dan dijawab oleh sang pendeta : "Sekarang kau lebih hebat daripada aku, ingatlah kau akan mendapat cobaan, maka disaat itu, sekali-kali jangan kau sebut namaku."
Alkisah pemuda itu diberi karunia oleh Allah, sehingga dapat mengobati/menyembuhkan aneka macam penyakit yang sulit sembuhnya. Sehingga tersiarlah berita seorang pemuda seorang pemuda yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit ini keseluruh pelosok kerajaan.
Di istana kerajaan, ada seorang kawan raja menderita sakit mata hingga buta, ikhtia telah dilakukan ke dokter mana saja, tetapi seorangpun tidak ada yang dapat menyembuhkannya, akhirnya dibawa kepada pemuda itu dan dibawanya pula hadiah tiada terhingga banyaknya, katanya : "Kalau kau dapat menyembuhkan penyakitku ini, maka semua barang yang kuhimpun ini kuhadiahkan kepada mu."
Jawabnya : "Aku tidak mampu menyembuhkan penyakitmu, karena yang menyembuhkan Allah SWT, maka jika kau beriman kepada-Nya, aku akan berusaha dengan memanjatkan doa kepada-Nya, lalu Dia menyembuhkan kamu."
Alkisah, ia segera beriman, dan berdo'alah pemuda itu, maka saat itu jugaia dapat melihat matanya yang semula buta.
Kemudian kembalilah ia ke istana  raja, dan ta'jublah itu menyaksikan kawannya sudah dapat melihat matanya, raja bertanya : "Siapakah yang dapat menyembuhkan penyakitmu?" Jawabnya " "Tuhanku."
"Adakah Tuhan bagimu selain aku?"
Jawabnya : :Tuhanku dan Tuhanmu yaitu Allah SWT."
Karena marahnya, segera ia disiksa dan raja menyerukan supaya ia mau kembali pada agama rajanya semula, namun ia tetap beriman kepada Allah, dan raja semakin meuncak marahnya dengan tiada hentinya ia dianiaya, sehingga ia menunjukkan pemuda yang menyembuhkan penyakitnya itu.
Alkisah, pemuda itu dipanggil dan ditanya oleh sang raja. "hai anakku, hebat sekali pelajaran sihirmu itu, hingga mampu menyembuhkan penyakit buta dan belang."
Jawabnya : "Sungguh, aku tiada kemampuan menyembuhkan penyakit apapu, kecuali Allah lah yang menyembuhkannya."
Lalu ia disiksa pula oleh raja, sehingga dengan berat ia menunjukkan gurunya, yaitu sang pendeta. Alkisah, pendeta itu dipanggil dan diserukan supaya murtad atas agamanya, namun karena ia tetap menolak seruan sang raja, akhirnya ia dibelah tubuhnya dengan gergaji menjadi dua, tewaslah pendeta itu. Selanjutnya kawan raja itupun diserukan lagi supaya murtad atas agamanya, namun karena ia tetap bersikeras, maka dibunuhlah ia dengan cara yang diperlakukan terhadap pendeta itu.
Kemudian diserukan kepada sang pemuda, supaya murtad atas agamanya, namun tetap ia menolaknya. Lalu raja mengerahkan sepasukan tentara militan, supaya membawa pemuda itu keatas bukit, maka dari atas bukit yang tinggi pemuda itu akan dilemparkan jika tidak mau murtad atas agamanya, sesampainya diatas sebuah bukit berdo'alah pemuda itu : "Ya Allah, selamatkanlah aku dari penganiayaan mereka sekehendak Mu."
Maka dengan kekuasaan Allah, bukit itu bergerak dan berjatuhanlah sepasukan tentara militan sang raja yang ditugaskan menewaskan pemuda itu. Lalu kembalilah pemuda itu menghadap sang raja, ditanyakan kepadanya : "Kemanakah sepasukan tentara militan yang membawamu?" Jawabnya : "Allah telah menyelamatkan aku dari penganiayaan mereka."
Kemudian raja menugaskan angkatan lautnya, supaya membawa pemuda itu ketengah samudera dengan sebuah kapal, maka dari atas kapal itu akan dibinasakan dan dilemparkan ke dasar lautan luas jika pemuda tetap menolak ajakan sang raja, namun sesampainya ditengah samudera luas, pemuda itu memanjatkan do'a :"Ya Allah, selamatkanlah aku dari penganiayaan mereka sekehendak Mu." Maka dengan iradat dan kekuasaan Allah, tenggelamlah kapal laut berikut pasukan angkatan laut raja itu. Lalu kembalilah pemuda itu menghadap sang raja, ditanyakan padanya :"Kemanakan armada angkatan laut yang membawamu itu/" Jawabnya :"Allahlah yang menyelamatkan aku dari penganiayaan mereka." kata pemuda itu :"Hai sang raja, sia-sialah usaha mu karena kau tak mungkin bisa membunuhku kecuali jika kau mau mendengarkan nasehatku. Jawabnya :"Apakah nasihatmu itu hay pemuda."
Jawab sang pemuda :"Kerahkan seluruh rakyatmu supaya berkumpul di suatu lapangan luas dan terbuka, lalu gantunglah aku disebuah tiang, dan ambillah anak panahku dari tempatnya, letakkanlah pada busurnya, kemudian lepaskanlah kearah tubuhku seraya mengucapkan : "Dengan menyebut asma Allah, tuhannya pemuda ini." Maka jika kau laksanakan nasihatku ini, pasti kau dapat menewaskan aku."
Alkisah, raja itu segera melaksanakan apa yang telah dinasehatkan oleh pemuda tadi. Sesudah anak panah diletakan pada busurnya dengan disaksikan oleh seluruh rakyat dari segenap penjuru kerajaan, lalu dilepaskanlah ke arah pemuda yang sudah digantung pada sebuah tiang, maka ucapan '"Dengan menyebut asma Allah, tuhannya pemuda ini" dikeluarkan dari mulut sang raja yang disaksikan oleh seluruh rakyatnya. Tepat mengenai pelipis pemuda itu, dan ia memegang lukanya itu hingga meninggal dunia.
Maka seluruh rakyat yang menyaksikan peristiwa ini, secara bersama-sama menyatakan beriman kepada Allah, tuhannya pemuda itu.
Kemudian setelah raja mendengar pernyataan iman dari seluruh rakyatnya kepada Allah, tuhannya pemuda itu, maka semua aparat kerajaan ditugaskan supaya memulihkan kepercayaan rakyat terhadap agama mereka yang semula, yakni dengan menggali parit disetiap persimpangan jalan dan mengisinya dengan api besar yang menyala-nyala, lalu setiap orang yang lewat dijerumuskan dalam parit yang berisi api itu, jika menolak seruan sang raja.
Alkisah, segenap aparat pemerintah kerajaan melaksanakan tugasnya dengan disiplin tanpa memandang bulu dan jenis (pria ataukah wanita), hingga tibalah saatnya seorang wanita yang membawa anak bayinya, ia diseru supaya murtad atas agamanya, tetapi ia tetap menolak, dan kemudian ia bersama bayinya akan dijerumskan kedalam parit yang apinya menyala-nyala itu, tiba-tiba wanita itu tidak sampai hati memandang bayinya yang belum berdosa, ia menjadi ragu, tetapi akhirnya bayi itu mendesak, katanya :"Hai ibu, bersabarlah, (maksudnya mengajak ibunya masuk kedalam parit berisi api), sungguh ibu berada diatas agama yang benar."  (HR. Muslim)

Senin, 24 April 2017

TAUBAT SEBULAT BULATNYA

Dari Abu Sa'id Al-Khudri, bahwasanya Nabi SAW, bersabda : Dizaman umat-umat terdahulu, pernah terjadi seorang (penjahat) membunuh orang sebanyak 99 jiwa, dan sesudah itu terlintas di dalam hatinya suatu keinginan yang baik (yakni akan bertaubat), dicarinya seorang pandai (pendeta) agama, dan setelah menghadap pendeta tersebut, ia menuturkan maksud tujuannya, katanya : "Aku sudah membunuh membunuh manusia sejumlah 99 jiwa, maka apakah masih terbuka jalan taubat bagiku?" jawab pendeta tegas : "Tidak." Lalu dibunuhlah pendeta itu, dan sempurnalah ia membunuh 100 jiwa. Kemudian ia mencari lagi orang pandai yang lain, dan sesudah menghadap ia menuturkan lagi maksud tujuannya, katanya :"Aku sudah membunuh 100 jiwa, maka apakah masih terbuka jalan taubat bagiku?" jawabnya : "Ya, masih terbuka jalan taubat bagimu, dan tiada seorangpun yang dapat menutupnya." Maka segeralah berangkat kamu ke kampung anu, disana kamu akan bertemu dengan orang-orang yang taat/berbakti kepada Allah, dan ikutilah perilaku dan perbuatan mereka, sesudah itu kamu jangan pulang, karena kampungmu adalah basis penjahat.
Alkisah, berangkatlah ia menuju kampung yang ditunjuki orang pandai tadi, namun belum sampai tempat tujuan, ajal mendahuluinya sehingga ia meninggal ditengah perjalanan. Akhirnya datanglah dua malaikat (malaikat rahmat dan adzab), mereka memperselisihkan tentang mayatnya. Sahut malaikat rahmat : "Ia sudah menempuh perjalanan dengan maksud bertaubat kepada Allah sebulat bulatnya." dan malaikat adzab pun berkata : "Sepanjang umurnya ia belum pernah berbuat baik" Ditengah perdebatan yang seru itu, datanglah malaikat penengah (menjelma manusia) mendamaikan kedua malaikat tadi. Kata penengah itu "Coba ukurlah jarak kedua kampung yang pertama dan kedua, yaitu antara yang ditinggalkan dengan yang dituju, maka kemana ia lebih dekat, disitulah ia digolongkan."
Sesudah diadakan pengukuran, ternyata ia sudah mendekati tempat yang baik/kampung yang dituju olehnya, terpaut kira-kira satu jengkal. Kemudian malaikat rahmatlah yang berhak memelihara/memegang ruhnya."
(HR bukhari-Muslim)
Riwayat dalam kitab shaheh : "Allah menyuruh bumi yang ditinggalkan supaya menjauh, dan yang dituju supaya mendekat. Dan riwayat lainnya : "Lalu dadanya condong ke daerah yang dituju, sehingga diampuni dosanya."

TAUBAT SECARA NYATA


Dari Abu Nujaid Al Khuza'i, katanya : "Seorang wanita suku Juhainah yang bunting akibat zina, menghadap Rasul SAW, katanya :"Ya Rasul, sudah selayaknya hukuman had dilaksanakan atas diriku. Lalu beliau SAW, menyeru wali dari wanita tersebut dan sabdanya : "Jagalah dia, dan bawalah kesini sesudah melahirkan." Lalu seruan itu dilaksanakan dan sesudah melahirkan, wanita itu dihukum rajam. Dan beliau saw menshalati mayatnya, protes Umar : "Kenapa engkau menshalatinya ya Rasul, bukankah ia telah berbuat zina? Jawabnya : "Benar, ia sudah bertaubat, dan jika taubatnya dibagikan kepada 70 orang penghuni Madinah, pasti memadai. Adakah yang lebih utama dari pada orang yang sudah berserah diri kepada hukum Allah?" (HR muslim)

Minggu, 23 April 2017

KEWAJIBAN BEKERJA DAN BERUSAHA

Seseorang yang sedang dilanda kesulitan hidup datang menghadap Imam Ja'far Ash -Shadiq, sekedar untuk memohon didoakan. Berkatalah orang itu :"Wahai tuanku, hamba sangat berharap semoga tuanku berkenan memanjatkan do'a kehadirat Allah agar Dia melimpahkan rezeki kepadaku. Tuanku melihat sendiri, betapa hamba ini orang yang sangat miskin. Buat makan sehari-hari saja hamba tak kuasa mencarinya".

Secara spontan Imam Ash-Shadiq menjawab "Aku tak akan mendo'akan kamu!"
Orang yang menghadap itupun heran, maka bertanyalah dia "Mengapa tuan tak sudi mendo'akan hamba?"
Imam menjawab "Sesungguhnya Allah SWT menyuruh kita agar berusaha mencari rezeki, bukan untuk berpasrah diri tanpa usaha. Jika kamu duduk ongkang-ongkang saja dirumahmu seraya memanjatkan do'a sebagai wasilah untuk memperoleh rezeki, maka hal itu tidaklah diridhoi Allah. Oleh karena itu, bekerjalah untuk mendapatkan rezeki, sebagaimana Allah telah memerintahkan kamu."

SEMANGAT BEKERJA DAN BERUSAHA


Ia sedang merenungi masa-masa lalunya yang penuh derita, dan mengenang hari-hari kelabunya yang datang menimpanya secara beruntun. Suatu ketika pernah ia tak memiliki barang sesuappun nasi untuk menghidupi istri dan anak-anaknya. Terngiang-ngianglah di telinganya sebuah hadits yang dahulu pernah didengarnya. Hadits yang telah hilang dari ingatan itu kini datang menggelitik telinganya kembali, membangkitkan semangat hidup agar ia memulai langkah baru, merubah jalan hidup untuk mengangkat diri beserta keluarganya dari lumpur kemiskinan.
Ketika istrinya merasakan kemiskinan itu telah mencapai pada klimaksnya, berkatalah ia kepada suaminya - mencoba memberikan alternatif sebagai jalan keluar. Ia menyarankan agar suaminya memberitahukan kepada Rasulullah tentang keadaan kritis yang tengah mencekam mereka, kemudian minta tolong kepada beliau.
Maka pergilah ia kerumah Rasulullah memenuhi saran istrinya. Sebelum menuturkan hajatnya, hadits Nabi terngiang lagi ditelinganya : "Barang siapa memohon pertolongan kepadaku akan kuberi dia pertolongan. DAn barang siapa  mencukupkan diri, maka Allah akan mencukupi dirinya"
Belum lagi mengucapkan sesuatu, iapun kembali tanpa membawa hasil apa-apa. Namun, kemiskinan yang amat sangat  itu membuatnya terpaksa datang kembali menemui Rasulullah pada hari berikutnya untuk maksud yang sama.
Sesampainya disana, ia teringat lagi hadits Nabi tersebut. Sama seperti sebelumnya ia kembali pulang ke rumah tanpa mengutarakan maksudnya kepada Rasulullah.
Sesampai di rumah ia dapatkan dirinya masih dalam cengkeraman kemelaratan - tak ada jalan pemecahan. Oleh karena itu, untuk ketiga kalinya ia mencoba datang kehadapan Rasulullah untuk meminta pertolongan. Kali ini berbeda dengan kejadian sebelumnya - sebelum hadits menggema di telinganya - tiba-tiba ketentraman batin menyelinap di hatinya. Terbersit kesadaran dalam jiwanya, bahwa kunci pembuka kemusykilan hidupnya itu sebenarnya sudah ada ditangannya.
Akhirnya, keluarlah ia dengan langkah mantab seraya bertekad "PANTANG AKU MINTA PERTOLONGAN KEPADA MANUSIA. SATU-SATUNYA TEMPATKU BERSANDAR HANYALAH ALLAH. AKU MESTI BERSERAH DIRI KEPADA NYA. CUKUPLAH DIA BAGIKU SEBAGAI TEMPAT MENGADU. ALLAH TELAH MEMBERIKAN KEKUATAN, DENGAN KEKUATAN INILAH AKU MESTI BERJUANG MENGATASI PROBLEMA HIDUPKU - TIADA PEMBERI KEKUATAN KECUALI ALLAH SEMATA".
Dikala ia sedang hanyut dalam pemikirannya, tersembullah sebuah pertanyaan dalam benaknya, "Pekerjaan apakah yang dapat ku lakukan?"
Timbullah hasrat alam dirinya untuk memulai bekerja mencari kayu bakar. Tanpa pikir panjang iapun berangkat ke suatu padang, setelah terlebih dahulu meminjam kapak kepada seseorang. Dikumpulkannya sejumlah kayu bakar, selanjutnya dibawa kekota untuk dijual. Kini ia telah dapat mengecap kelezatan hasil jerih payahnya. Ia tetap melakukan pekerjaan tersebut, sampai pada suatu saat ia mampu membeli seekor unta dan dua orang budak dengan uang hasil penjualan kayu bakar itu. Hari demi hari, kekayaannya semakin bertambah, dan akhirnya ia menjadi seorang hartawan.
Pada suatu hari bertemulah ia dengan Rasulullah SAW, maka berceritalah ia bagaimana dahulu datang menghadap beliau untuk meminta pertolongan. Beliau tersenyum mendengar ceritanya, seraya berucap : "barang siapa mohon pertolongan kepadaku, akan ku beri dia. Dan barang siapa mencukupkan diri, maka Allah akan mencukupkannya"